BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat
banyak dan setengah dari jumlah penduduk Indonesia merupakan angka produktif
pekerja, tetapi kenyataannya banyak dari penduduk yang masih belum mendapatkan
pekerjaan.
Propinsi Sumatera
Barat pada dasarnya juga memiliki jumlah angka produktif kerja yang cukup
besar, tetapi masih banyak juga yang menjadi pengangguran. Hal ini disebabkan
oleh kurangnya ketrampilan yang
dimiliki, yang mana terjadi karena beberapa faktor penyebab, seperti kurangnya
kesadaran penduduk untuk meraih ilmu/pendidikan yang lebih tinggi dan juga
disebabkan oleh putus sekolah karena kurangnya dana, dan lain sebagainya.
Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi merupakan lembaga pemerintah yang bertugas
memberikan penyuluhan dan arahan kepada calon pekerja dan para transmigran yang
akan ditempatkan pada Unit Pelatihan Tenaga Kerja Nakertrans yang memiliki enam
unit badan pelatihan yang tersebar di Sumatera Barat ini. Disetiap unit
pelatihan memberikan laporan kepada Dinas Nakertrans tentang kegiatan yang
dilakukan oleh setiap Balai pelatihan.
Pada saat ini
Dinas Nakertrans Sumbar dalam pembuatan laporan masih melakukan secara
manual, sehingga dalam menjalankan sistem informasi terlihat belum efektif dan
efisien untuk menghasilkan suatu laporan yang diinginkan. Agar tidak
terjadi kesimpang siuran dalam prosesnya
dan juga dalam informasi maka perlu dibuat suatu rancangan tentang sistem informasi
agar mempermudah mengetahui apakah pelatihan yang dilakukan benar-benar
berhasil guna dan tepat guna.
Berdasarkan pertimbangan diatas dan mengingat perlunya
suatu sistem yang andal dalam mendapatkan informasi yang tepat, maka penulis
mengambil gagasan untuk melakukan perobahan sistem manual menjadi komputerisasi
pada sistem pelatihan yang dilakukan oleh setiap balai latihan kerja yang
tersebar di Sumatera Barat ini dengan judul “DISAIN SISTEM INFORMASI
PELATIHAN TENAGA KERJA PADA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI SUMATERA BARAT
DENGAN APLIKASI BAHASA PEMROGRAMAN VISUAL BASIC 6.0”.
1.2
Perumusan Masalah
Perumusan
masalah yang dapat disimpulkan dan disajikan sebagai acuan dalam melaksanakan
pengembangan Sistem Informasi untuk pelatihan tenaga kerja pada Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Sumatera Barat adalah sebagai berikut :
1.
Laporan tentang aktivitas
peserta pelatihan tenaga kerja dan data tentang peserta yang telah mengikuti
pelatihan pada Balai Latihan Tenaga Kerja yang kurang akurat, yang disebabkan
oleh masih dilakukan secara manual
2.
Kurangnya koordinasi antara
satu balai latihan yang sudah mengikuti pelatihan pada Balai Latihan.
3.
Sistem Informasi pengolahan
data operasi memakan waktu yang cukup lama dan sering mengalami keterlambatan,
karena masih memakai sistem manual.
1.3
Hipotesa
Berdasarkan
rumusan yang dikemukakan diatas, maka penulis dapat memberikan beberapa
hipotesa, diantaranya :
1.
Dengan adanya pembuatan dan
penggunaan Aplikasi Bahasa Pemrograman Visual Basic dalam pengembangan sistem
informasi, bisa dihasilkan informasi yang lebih cepat atau tidak mengalami
keterlambatan dalam pembuatan laporan pelatihan tenaga kerja.
2.
Dengan adanya pembuatan suatu
perancangan sistem baru diharapkan dapat meningkatkan sistem informasi yang ada
dan memberikan perubahan kearah yang lebih baik dibandingkan dengan sistem
lama.
3.
Dengan melakukan peningkatan
dan pengembangan terhadap sistem informasi untuk perubahan kearah yang lebih
baik diharapkan dapat meningkatkan kualitas informasi yang diperlukan.
1.4
Tujuan Penelitian
Secara
umum tujuan penelitian yang dilakukan penulis yaitu untuk mencari atau
memberikan suatu solusi / pemecahan
terhadap masalah tertentu, berdasarkan data yang dikumpulkan selama proses
penilitian berlangsung.
Adapun
tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah :
1.
Untuk merancang sistem yang
dapat mengatur pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan, dan pencarian data
pelatihan ketenaga kerjaan pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumatera
Barat.
2.
Untuk memberikan gambaran
kepada pihak-pihak tertentu tentang perubahan sistem dari sistem yang lama
menuju suatu efisiensi dan efektifitas kerja sistem informasi yang handal.
3.
Untuk mengaplikasikan Program
Visual Basic dalam pembuatan laporan-laporan yang dibutuhkan.
4.
Hasil dari penelitaian ini diharapkan bisa
sebagai pengembangan kerja dalam bidang managemen informasi dibagian pelatihan
tenaga kerja pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumatera Barat.
1.5
Ruang Lingkup
Permasalahan
Agar
penulisan skripsi ini lebih terarah dan dapat mencapai suatu sasaran serta
menghindari terjadinya penyimpangan dari tujuan penelitian, maka penulis
memberikan batasan ruang lingkup masalah yang akan dibahas. Dalam penulisan ini
penulis hanya membahas tentang pengelolaan data peserta latihan pada Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumatera Barat.
1.6
Metode Penelitian
Untuk
mendapatkan hasil pembahasan yang lebih baik dalam penulisan skripsi ini, maka
penulis membutuhkan beberapa data serta informasi yang dapat membantu dalam
penyusunan laporan skripsi ini. Adapun metode yang penulis gunakan diantaranya,
sebagai berikut :
1.
Penelitian perpustakaan
(Library Research)
Untuk memperoleh data-data
dan informasi dalam penyusunan skripsi ini, penulis membaca buku-buku dan
literatur yang berhubungan dengan pelatihan tenaga kerja pada Dinas Tenaga
Kerja.
2.
Pelatihan Lapangan
(Field Research)
Langsung melakukan survei
pada Dinas Nakertrans untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam
penulisan skripsi ini, dengan cara :
a.
Wawancara (Interview).
Merupakan metode
yang dilakukan dengan cara mengajukan daftar pertanyaan secara tertulis serta
melakukan wawancara langsung pada Dinas Nakertrans yang bersangkutan, sesuai
dengan permasalahan diatas.
b.
Observasi
Merupakan suatu
metode dengan melakukan pengamatan langsung pada Dinas Nakertrans untuk
mendapatkan data-data dan informasi yang cepat, tepat dan akurat.
3.
Penelitian Laboratorium
(Laboratory Research)
Penelitian ini dilakukan secara langsung
dengan memanfaatkan dan memberdayakan fasilitas-fasilitas yang ada di
laboratorium. Penelitian ini dibantu dengan menggunakan komputer, gunanya untuk
menganalisa hasil dari penelitian yang dilakukan pada Dinas Nakertrans Sumatera
Barat, dan untuk membuktikan keberhasilan sistem informasi yang penulis
tingkatkan dalam bentuk merancang software yang lebih efektif dan efisien. Dan
untuk mendukung proses pembuatan laporan studi ini penulis menggunakan
seperangkat komputer dengan spesifikasi sebagai berikut :
1.
Hardware
a).
Processor Intel Pentium 233 MMX
b).
SDRAM 64 MB
c).
Monitor SVGA NEC 14 Inch
d).
Media Penyimpanan berupa disket
3,5 HD dengan kapasitas 1,44 MB
e).
Printer Cannon i255
2.
Software
a).
Microsoft Word 2000
b).
Bahasa Pemrograman Visual Basic
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG DINAS TENAGA
KERJA DAN TRANSMIGRASI
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinas Nakertrans) adalah suatu
Badan atau lembaga pemerintahan yang berada dibawah koordinasi Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang bertempat di propinsi. Dinas Nakertrans ini
membawahi dan mengkoordinir beberapa balai latihan tenaga kerja yang ada di
Kabupaten dan Kotamadya.
Dinas Nakertrans ini bertugas mengkoordinir Balai-Balai Latihan
Tenaga Kerja yang ada di tingkat Kabupaten dan Kotamadya untuk membina para
peserta pelatihan tenaga kerja guna menghasilkan calon-calon tenaga kerja yang
mempunyai keahlian cukup dalam beberapa bidang kerja guna diterjunkan nantinya
dalam mencari lapangan pekerjaan.
Untuk lebih jelasnya mengenai Dinas Nakertrans ini, akan dibahas
pada sub bab berikut tentang sejarah pembentukan Departemen Tenaga kerja dan
Transmigrasi.
2.1 Sejarah
Departemen Tenaga Kerja
Sejak
berdirinya Negara Republik Indonesia sampai sekarang, kementrian atau
departemen yang diserahi tugas mengenai masalah ketenagakerjaan telah mengalami
perubahan beberapa kali, baik pembentukan, penyesuaian maupun penggabungan.
Perubahan tersebut disebabkan oleh perkembangan beban kerja yang harus
ditangani oleh departemen tersebut.
Dalam
periode perang kemerdekaan, pada masa kabinet pertama yaitu Kabinet
Presidential , masalah perburuhan ditangani dan sekaligus berada dibawah
Kementrian Sosial. Keadaan ini berlanjut sampai pada masa Kabinet Syahril III.
Dengan
dikeluarkannya Maklumat Presiden nomor : 7 tahun 1947 yang diumumkan tanggal 3
Juli 1947 tentang susunan Kabinet Amir Syarifudin, maka ditetapkanlah Surastri
K. Trimurti sebagai pejabat Kementerian Perburuhan dan Mr. Wilopo sebagai
Menteri Muda Perburuhan, yang mana tugas pokok kementerian perburuhan merupakan
pelimpahan tugas kementrian sosial.
Dan eksistensi kementerian perburuhan baru
mulai berfungsi setelah adanya peraturan pemerintah nomor : 3 tahun 1947 yang
dikeluarkan pada tanggal 25 Juli 1947.
Oleh karena itulah tanggal 25 Juli ditetapkan sebagai hari jadi Departemen
Tenaga Kerja yang berdasarkan keputusan menteri Tenaga Kerja RI nomor :
KEP-288/MEN/1992.
Pada masa
Kabinet Hatta, kementerian perburuhan berubah menjadi kementerian perburuhan
dan sosial, dan sebagai menterinya ditunjuk RH. Kusnan. Dalam periode Demokrasi
Liberal yang dimulai pada masa pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS),
kementerian perburuhan menjadi lebih lengkap karena mencakup struktur
organisasi pusat sampai tingkat daerah dan resort dengan uraian tugas yang
lebih jelas.
Dalam
periode Demokrasi Terpimpin, dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
telah membuka babak baru dalam ketata negaraan. Dalam periode ini kehidupan
kenegaraan diwarnai oleh kehidupan politik yang terpusat dalam pola Nasionalis,
Agama, Komunis {Nasakom). Salah satu
dampak dari pola ini adalah kuatnya pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI)
dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi menteri perburuhan.
Dalam
periode Orde Baru, terjadilah penertiban dan pembersihan seluruh organisasi
pemerintahan yang dilakukan oleh pemerintah sendiri. Sejalan dengan itu maka
terjadilah perubahan nama organisasi perburuhan menjadi Departemen Tenaga
Kerja.
2.2
Sejarah Departemen
Transmigrasi
Perpindahan
penduduk khususnya dari pulau Jawa,
dalam sejarah telah dimulai pada awal abad XX, yaitu pada masa Pemerintahan
Kolonial Belanda. Perpindahan penduduk dilaksanakan dengan tujuan mencari
tenaga kerja yang murah guna dipekerjakan di perkebunan-perkebunan belanda yang
berada di luar pulau Jawa.
Usaha
perpindahan penduduk pada masa itu dikenal dengan nama Kolonialisasi, yaitu
dengan menetapkan petani-petani dari pulau jawa ke desa-desa baru diluar pulau
jawa. Penetapan ini dimulai pada tahun 1905 dengan memindahkan sebanyak 155
keluarga petani dari daerah Kedu menuju desa Gedongan yang berada dibawah
Keresidenan Lampung.
Setelah
Indonesia merdeka seluruh pegawai jawatan transmigrasi masuk kedalam Kementrian
Sosial yang dalam programnya mendapat tugas penyelenggaraan transmigrasi, hal
ini sesuai dengan keputusan presiden RI nomor : 18/PM/1950 tanggal 2 Oktober
1950.
Penyelenggaraan
transmigrasi di Sumatera Barat dilaksanakan pada masa Kabinet Wilopo yang awal
pengirimannya pada tahun 1953, yang berasal dari transmigrasi APPDT Jawa tengah
sebanyak 83 KK (293 jiwa) menuju desa baru Kecamatan Bukit Pasaman Kabupaten
Pasaman.
Untuk
mengatur penyelenggaraan transmigrasi, maka dibentuklah Undang-Undang nomor 3
tahun 1972 tentang ketentuan-ketentuan pokok transmigrasi, dan dirubah lagi
menjadi Undang-Undang nomor 15 tahun 1997 tentang perpindahan penduduk secara
sukarela untuk meningkatkan kesejahteraan dan menetap di wilayah pengembangan
transmigrasi tersebut.
2.3
Pembentukan Dinas
Nakertrans
Menurut
Peraturan daerah (Perda) Sumatera Barat nomor 5 tahun 2001, menimbang bahwa
telah ditetapkannya undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan
daerah dan peraturan pemerintah (pp) nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan
pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom, serta sebagai tindak
lanjut dari peraturan pemerintah nomor 84 tahun 2000 tentang pedoman organisasi
perangkat daerah, maka perlu diatur kembali organisasi dan tata kerja dinas
daerah propinsi Sumatera Barat.
Oleh
karena itu berdasarkan undang-undang nomor 22 tahun 2001, maka Dinas Tenaga
kerja dan Dinas Transmigrasi dan PPH digabung menjadi satu, dengan nama Dinas
Tenaga kerja dan Transmigrasi.
2.4
Struktur Organisasi
Seperti layaknya suatu lembaga atau badan pemerintahan, Dinas
Nakertrans juga memiliki struktur organisasi yang jelas sama seperti
lembaga-lembaga pemerintahan lainnya, dimana lembaga ini bertempat di Propinsi
dan dikepalai oleh seorang Kepala Dinas.
Sedangkan untuk daerah Kabupaten dan Kotamadya hanya ada balai-balai
latihan kerja dan balai latihan transmigrasi yang dipimpin oleh seorang kepala
setingkat Kepala seksi (Kasi).
Untuk lebih jelasnya tentang struktur organisasi dari Dinas
Nakertrans ini akan saya lampirkan bagan susunan organisasi Dinas Nakertrans
Propinsi Sumbar pada halaman lampiran (Lampiran A).
Dan masing-masing bagian maupun seksi dari struktur organisasi Dinas
Nakertrans Propinsi Sumbar tentulah mempunyai tugas-tugas tersendiri. Yang mana
akan saya terangkan pada sub bab berikut.
2.5
Pembagian Tugas Dari Masing-Masing
Bagian Yang Terkait
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa Dinas
Nakertrans memiliki struktur organisasi yang jelas yang mana bagannya kami
lampirkan pada halaman lampiran khusus. Dan untuk mengetahui tugas dari
masing-masing bagian tersebut, maka
berikut ini akan dijelaskan tugas dari masing-masing bagian yang terkait pada
Dinas Nakertrans, antara lain :
1.
Kepala Dinas
Mempunyai tugas pokok :
Mengatur, mengawasi segala kegiatan yang dilakukan oleh
seksi-seksi pada kantor dinas tenaga kerja transmigarasi
2.
Kepala Bagian Tata Usaha
Uraian kegiatan
a.
Memproses usulan kenaikan
pangkat, kenaikan gaji berkala, mutasi pegawai, pengangkatan dalam jabatan
serta pengangkatan calon pegawai negeri
sipil.
b.
Mengurus kartu taspen, kartu
pegawai (karpeg), dan kartu lain, serta mengurus dan menyimpan DP3 serta
administrasi jabatan fungsional.
c.
Memberikan pelayanan
administrasi kepada seluruh unit, mengarahkan surat-surat baik surat maupun
surat keluar, serta memelihara dokumen (perpustakaan).
d.
Mengatur dan mengelola urusan
yang meliputi tata usaha keuangan, perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan
serta pembayaran gaji pegawai.
3.
Kepala Sub Dinas Perancangan dan
Program.
Uraian tugas:
a.
Membuat atau mengusulkan
perancangan tentang tenaga kerja dan transmigrasi.
b.
Mengatur masalah transmigrasi
perizinan dan iuran kerja
c.
Memberikan informasi tentang
tenaga kerja dan transmigrasi baik yang yang ditargetkan maupun yang
terealisasi.
d.
Bertanggungjawab memantau,
mengevaluasi dan memberikan pelaporan tentang tenaga kerja dan dan transmigrasi
kepada daerah dan pusat.
4.
Kepala Sub Dinas Hub. Industri Pengawas Tenaga Kerja dan Purna Karya
Uraian tugas:
a.
Bertanggung jawab atas hubungan
industrial dan penyelesaian perselisihan yang terjadi pada tenaga kerja dan
transmigrasi.
b.
Memberikan penyuluhan dan
penerapan tentang persyaratan untuk pekerja.
c.
Mengatur penerapan norma kerja,
jaminan sosial dan purna karya bagi setiap pegawai pada dinas tenaga kerja dan
transmigrasi.
d.
Mengurus masalah kesehatan,
keselamatan kerja dan hiperkes bagi setiap pekerja.
5.
Kepala Sub Dinas Pelatihan dan
Penetapan Tenaga Kerja.
Uraian tugas:
a.
Memberikan informasi mengenai
pasar kerja dan penempatan tenaga kerja.
b.
Mengatur masalah tenaga kerja
yang akan ditempatkan diluar negeri.
c.
Mencari serta teknologi tepat
guna bagi para tenaga kerja.
d.
Memberikan pelatihan dan
membuat sertifikat, standarisasi, pemagangan dan produktivitas tenaga kerja.
6.
Kepala Sub Dinas Penyiapan dan
Penempatan Tenaga Kerja.
Uraian tugas :
a.
Menentukan siapa saja dan di
daerah mana yang harus ditransmigrasikan
b.
Bertanggung jawab atas
transmigrasi antar daerah.
c.
Memberikan sarana dan prasarana
bagi transmigrasi yang belum menghasilkan.
d.
Menetapkan lahan yang akan
dijadikan sebagai tempat untuk pelaksanaan transmigrasi.
7.
Kepala Sub Dinas Bina Usaha
Tranmigrasi.
Uraian kegiatan:
a.
Memberikan pembinaan dan
pengembangan usaha ekonomi para trasmigran.
b.
Memberikan penyuluhan sosial
tentang adat istiadat yang berlaku pada daerah transmigarai tersebut agar dapat
beradaptasi.
c.
Memberikan bimbingan dan
penyuluhan kepada transmigran untuk meningkatkan taraf hidupnya.
d.
Mengusulkan penyediaan sarana
umum seperti pasar dan lainya pada daerah transmigrasi.
BAB IV
ANALISA DAN HASIL
4.1 Analisa Sistem Lama
Sistem informasi pengolahan data pelatihan tenaga kerja
mencakup dari pada data-data peserta pelatihan tenaga kerja yang ada di lingkungan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Sumatera Barat. Sebagian daripada
kantor pemerintahan cenderung hanya mengumpulkan data-data pada satu bagian
saja. Padahal yangdibutuhkan adalah sebuah sistem yang dapat memberikan
informasi kepada Kepala Dinas selaku pemimpin untuk dapat membantu dalam
pengambilan keputusan dimana sebuah Balai Latihan Kerja tersebut dapat
dipertahankan pada suatu daerah atau bahkan dapat ditutup karena kurang efisien
dan efektifnya Balai Latihan Kerja tersebut.
Efektifitas dan informasi ini sebagian besar tergantung pada feedback
(umpan balik) dari Balai Latihan Kerja tersebut, sehingga Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Propinsi Sumatera Barat tersebut dapat menilai sejauh mana
keberhasilan prestasinya sampai memperkirakan Balai Latihan Kerja tersebut
dapat ditingkatkan. Prosedur pengolahan
data Pelatihan Tenaga Kerja tersebut ditangani langsung oleh Kepala Sub
Bagian Umum.
Untuk lebih
jelasnya dalam menganalisa pengolahan data pelatihan tenaga kerja tersebut
tersebut maka dapat digambarkan permasalahan dari sistem yang berjalan saat ini
dengan memperhatikan aliran informasi pengolahan data pelatihan tenaga kerja
pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Sumatera Barat.
Aliran Sistem Informasi (ASI) Pengolahan
Data Pelatihan Tenaga Kerja (Sistem Lama)
Gambar 4.1 :
Aliran Sistem Informasi (ASI) Pengolahan Data Pelatihan
Tenaga
Kerja (Sistem Lama)
Berikut ini dijelaskan prosedur kegiatan tersebut:
Balai Latihan Kerja memberikan
formulir pendaftaran kepada peserta pelatihan sehingga peserta pelatihan
melakukan proses pengisian formulir pendaftaran sehingga menghasilkan formulir
pendaftaran yang diisi yang diberikan kembali kepada Balai Latihan Kerja
sehingga dihasilkan Laporan Data
BLK dalam bentuk rangkap 2, rangkap ke-1 diarsipkan oleh BLK dan rangkap ke-2
dikirimkan ke Seksi Pelatihan Nakertrans Propinsi dan juga menghasilkan
Sertifikat BLK dalam bentuk rangkap 2, rangkap ke-1 diarsipkan oleh BLK dan
rangkap ke-2 diberikan kepada Peserta.
Seksi Pelatihan
Nakertrans Propinsi berdasarkan laporan data BLK melakukan proses data BLK
sehingga menghasilkan Laporan Data BLK Propinsi dalam bentuk rangkap 3, rangkap
ke-1 diarsipkan dan rangkap ke- 2 dan 3 diberikan kepada Kepala Bagian Tata
Usaha untuk dilakukan pengesahan laporan data BLK Propinsi sehingga
menghasilkan laporan data BLK propinsi yang diberikan kepada Kepala Dinas
sebagai pelaporan.
4.1.1
Input/Output Dokumen
Setelah diadakan penelitian didapatkan kelemahan-kelemahan pada sistem yang lama yaitu pemberian
informasi pada pengolahan data pegawai tidak jelas dan pemasukan data pada
sistem kurang tepat. Dengan digunakannya Microsoft Excel maka pengolahan data
dilakukan secara berulang-ulang dan memakan waktu yang sangat lama sehingga
dapat memperlambat Kepala Dinas dalam pengambilan keputusan untuk melangkah ke
masa yang akan datang.
Dimana Input-Output yang digunakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dalam pengolahan data peserta pelatihan kerja adalah sebagai
berikut :
1. Input
Dalam analisa input yang digunakan oleh BLK dimana dengan
menggunakan formulir pendaftaran, dalam formulir pendaftaran ini BLK melakukan
pelatihan yang berisikan tentang biodata peserta serta program pelatihan yang
akan diikuti.
Mengenai bentuk dari
pada data input yang digunakan oleh BLK dapat dilihat pada gambar 4.2 dibawah
ini :
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI
PROP. SUMATERA BARAT
BALAI LATIHAN KERJA
PENDAFTARAN CALON PESERTA
LATIHAN
Nomor Pendaftaran :
1.
Nama Lengkap :…………………………………………………….
2.
Tempat dan Tanggal Lahir :…………………………………………………….
3.
Alamat Lengkap :…………………………………………………….
4.
Pendidikan Terakhir :…………………………………………………….
5.
Pendidikan Formal :…………………………………………………….
6.
Kursus-kusus Keterampilan yang diikuti :…………………………………………………….
7.
Status :…………………………………………………….
8.
Kursus Keterampilan Kerja
Jurusan
Yang Dipilih :…………………………………………………….
9.
Persyaratan Pendaftaran
1.
Photo Copy KTP
2.
Photo Copy STTB / Ijazah Terakhir
3.
Photo Copy Kartu Kuning / AK.1
Depnaker
4.
Photo Copy Surat Berkelakuan Baik dari
Lurah / Kep. Desa / Polisi
5.
Surat Keterangan Kesehatan dari
Pemerintah
6.
Pas Photo Hitam Putih
7.
Tidak Bertato dan Tidak Bertindik
(Khusus Pria)
10.
Catatan : Bagi calon peserta yang
memilih jurusan dan menandatangani pendaftaran ini tidak boleh pindah ke
jurusan lain
………………………………………
Yang Memohon
Gambar 4.2 : Bentuk Formulir Pendaftaran
2. Output
Output (keluaran) dari formulir pendaftaran yang dilakukan oleh BLK
maka akan dibuatkan Laporan Data BLK yang akan dikirmkan ke Propinsi mengenai
berapa jumlah peserta pelatihan, dimana bentuk output yang dikeluarkan dapat
dilihat pada gambar 3.3 berikut ini :
BALAI
LATIHAN KERJA
LAPORAN
DATA BLK
Nama BLK :
Daerah BLK :
No
|
Tingkat
Pendidikan
|
Golongan
Pokok Jabatan
|
Sektor
|
Jumlah
|
|
|
99
|
99
99
|
99
99
|
99
99
|
9999
9999
|
|
…………….., 99-99-9999
Diketahui
Oeh : Pelaksana Latihan Kerja,
Kepala
Balai Latihan Kerja
( ) ( )
Gambar 4.3 Bentuk Laporan Data
BLK
4.1.2
Evaluasi Sistem Yang Ada
Pengolahan data peserta pelatihan yang dilakukan oleh BLK pada Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Sumatera Barat dalam pembuatan laporan
datanya masih menggunakan Microsoft Excel sebagai media pengolahan datanya
sehingga masih bersifat manual walaupun dikerjakan dengan menggunakan komputer,
sehingga kelemahan dari sistem manual yang ditemui dapat dilihat pada :
1.
Sulitnya dalam melaporkan
pencarian data dan pengaksesan data
2.
Pekerjaan yang sama dilakukan secara berulang-ulang
3.
Pembuatan laporan yang masih
secara manual memerlukan banyak waktu, tenaga
sehingga pembuatan laporan tidak efesien
4.2 Desain Sistem Baru
Dalam menghadapi kendala-kendala yang ada dalam pembuatan laporan
pengolahan peserta pelatihan pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi
Sumatera Barat, maka disini penulis akan memberikan solusi dari pemecahan
masalah yang ada dari Evaluasi sistem yang ada sehingga kendala-kendala yang
dihadapi oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Sumatera Barat dapat
diatasi sehingga akan terciptanya suatu pengolahan data yang efisien dan
efektif yang pada akhirnya memudahkan bagi Kepala Dinas untuk pengambilan suatu
keputusan.
Untuk itu diperlukan perancangan sistem baru untuk mendefenisikan
kebutuhan fungsional. Persiapan untuk rancang bangun atau rekayasa,
implementasi, menggambarkan bagaimana sistem
itu dibentuk dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa
atau pengaturan dari beberapa elemen-elemen yang terpisah ke dalam satu
kesatuan yang utuh dan berfungsi.
Sistem informasi yang diusulkan akan disajikan dalam bentuk
rancangan fisik dan rancangan logika. Rancangan fisik akan digambarkan dengan
menggunakan Aliran Sistem Informai (ASI) sedangkan rancangan logika akan
digambarkan dengan mengunakan Data Flow Diagram (DFD). Rancangan fisik
menunjukkan bagaimana sistem secara fisik akan diterapkan, sedangkan rancangan
logika akan menunjukkan bagaimana secara logikal fungsi-fungsi sistem informasi
akan bekerja. Dengan rancangan sistem yang baru dengan menggunakan bahasa
pemograman Visual Basic diharapkan sistem yang dipakai akan terlaksana secara
lebih baik dan teliti.
4.2.1
Desain Sistem Secara Global
Rancangan sistem baru ini tidak jauh berbeda dengan
sistem yang telah ada , hanya disini lebih menitik beratkan pada penampilan
desain input yang lebih menarik dan mudah dimengerti,bisa dilakukan dikarenakan
program Visual Basic sangat mendukung. Ini sangat bermanfaat untuk lebih
menarik dan memudahkan dalam pengentrian data serta dalam perolehan laporan
atau informasi dengan cepat.
Pada perancangan ini akan dijelaskan tentang sistem baru
yang akan berguna bagi pemakai. Hasil perancangan didapat dari proses menganalisa,
penguraian fungsi masing-masing bagian yang terkait dengan pengolahan peserta
pelatihan.
Sebelum sistem ini dirancang secara mendetail, terlebih
dahulu penulis akan menjelaskan rancangan sistem secara global. Tujuan perancangan ini untuk memberikan
gambaran secara umum kepada pemakai sistem dan pembaca tentang penggunaan
sistem baru. Rancangan global mengidentifikasikan komponen-komponen sistem yang
akan dirancang.
Sistem baru yang dibuat diharapkan lebih baik dalam
menunjang proses pengolahan data peserta pelatihan serta memperlancar pembuatan
laporan agar lebih cepat dan akurat.
4.2.1.1 Aliran Sistem Informasi
Baru
Aliran sistem informasi yang baru ini tidak jauh beda dari aliran
sistem informasi yang sedang berjalan. Perbedaan antara aliran sistem informasi
yang baru dengan aliran sistem informasi yang sedang berjalan adalah masalah
penggunaan komputer lebih dioptimalkan dengan menggunakan sistem komputerisasi
sehingga nantinya segala kendala-kendala yang dihadapi selama ini dapat
ditutupi oleh sistem yang baru.
Keunggulan dari sistem komputerisasi adalah dari kecepatan pengolahan data, keakuratan data lebih
terjamin, penyajian informasi lebih cepat, media penyimpanan tidak membutuhkan
tempat yang besar sehingga efesiensi dan kecepatan kerja dapat tercapai. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 3.4 :
Aliran Sistem Informasi (ASI) Pengolahan Data Pelatihan
Tenaga Kerja (Sistem Baru)
Gambar
4.4 Aliran Sistem Informasi (ASI) Pengolahan Data Pelatihan Tenaga Kerja
(Sistem Baru)
4.2.1.2 Data Flow Diagram
Data Flow Diagram merupakan peralatan perancangan yang
digunakan untuk menjabarkan sistem secara logika, tanpa memperhatikan bentuk
input ataupun output yang digunakan.
Sering suatu DFD didahului oleh sebuah Context Diagram
ini. Kemudian diturunkan menjadi beberapa tingkatan lagi yang akan memperjelas
proses sistem aliran data secara bertahap.
Secara Keseluruhan aliran data sistem informasi
pengolahan data peserta pelatihan adalah sebagai berikut:
Gambar
4.5: Context Diagram
Pada Context Diagram digambarkan proses pengolahan data
pegawai secara global. Entity-entity yang terlibat adalah :
1.
Balai Latihan Kerja
Bagian ini memberikan Formulir Pendaftaran, Laporan Data
BLK, Sertifikat BLK sehingga dilakukan proses pengolahan maka menghasilkan
Formulir Pendaftaran yang diisi.
2.
Peserta
Bagian ini menerima formulir pendaftaran, sertifikat BLK
sehingga dilakukan proses pengolahan maka menghasilkan formulir pendaftaran
diisi.
3.
Seksi Pelatihan Nakertrans
Propinsi
Bagian ini menerima Laporan data BLK sehingga diproses
pengolahan menghasilkan laporan data peserta BLK, laporan data golongan
pelatihan, laporan data sektor, laporan
BLK Propinsi.
4.
Ka. Bagian Tata Usaha
Bagian ini menerima laporan data peserta BLK, laporan
data golongan pelatihan, laporan data
sektor, laporan BLK Propinsi sehingga diproses menghasilkan laporan yang sah.
5.
Kepala Dinas Nakertrans
Bagian ini menerima laporan BLK Propinsi sebagai
pelaporan.
DFD Level 0
Berdasarkan Context Diagram yang telah dijelaskan pada
bagian sebelumnya,maka dapat diuraikan proses-proses yang terjadi sebagai
berikut:
Gambar
4.6 Data Flow Diagram Level 0
4.2.1.3 Entity Relationship
Diagram ( ERD)
Entity Relationship Diagram menggambarkan bagaimana file
yang satu mempunyai kaitan dengan file
yang lainnya,dimana file tersebut mempunyai hubungan, sehingga suatu saat file
tersebut saling membutuhkan. Pada gambar
dapat dilihat hubungan file tersebut antara lain:
Entity Relationship
Diagram (ERD)
Gambar 4.7 Entity Relationship Diagram
(ERD)
Hubungan
diantara entity yang ada dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Entity BLK dengan entity Peserta
Mempunyai derajat hubungan One To Many yang berarti
bahwa satu BLK mempunyai banyak peserta dan banyak peserta mempunyai satu BLK
2.
Entity Unit dengan entity
Pelatihan
Mempunyai derajat hubungan One To Many yang berarti satu
BLK memiliki banyak pelatihan dan banyak pelatihan dimiliki oleh satu BLK.
3.
Entity Peserta dengan entity
Pelatihan
Mempunyai derajat hubungan Many To Many yang berarti
Banyak Peserta bisa memiliki Banyak Pelatihan dan Banyak Pelatihan bisa dimiliki
oleh Banyak Peserta.
4.2.2
Disain Terinci
Disain terinci merupakan lanjutan
rancangan sebelumnya secara umum yang telah direncanakan.Dalam tahap rinci ini
akan menggambarkan sistem secara rinci bagaimana dan seperti apa
komponen-komponen utama dari sistem
informasi pengolahan data peserta latihan kerja yang ada. Langkah pertama yang
dilakukan adalah merancang bentuk laporan yang dibutuhkan,selanjutnya akan
dirancang bentuk input berupa
dokumen-dokumen yang digunakan di sistem informasi beserta kode-kode input yang yang dihasilkan untuk laporan. Kemudian
merancang bentuk-bentuk tampilan yang diinginkan.
4.2.2.1 Desain Output
Output merupakan hasil dari proses yang telah dilakukan
dalam bentuk sebuah laporan. Laporan yang dihasilkan biasanya sesuai dengan
kebutuhan informasi yang diinginkan. Pada rancangan sistem baru ini akan
ditampilkan layout yang dihasilkan oleh
sistem baru yang terdiri dari:
1.
Laporan Data BLK
Tabel 4.1
DINAS TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI
PROPINSI SUMATERA BARAT
Laporan Data BLK
No
|
Kode BLK
|
Nama BLK
|
Alamat BLK
|
Daerah
|
Nomor Telepon
|
99
|
X (4)
X (4)
|
X (20)
X (20)
|
X (25)
X (25)
|
X (20)
X (20)
|
X (12)
X (12)
|
Padang, 99-99-9999
Seksi Pelatihan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Sumatera Barat
( X (25) )
Nip. 9 (9)
2.
Laporan Data Peserta BLK
Tabel 4.2
DINAS TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI
PROPINSI SUMATERA BARAT
Laporan Data Peserta BLK
Bulan : 99-9999
Kode
BLK : X (4)
Daerah : X (20)
No
|
Kode Peserta
|
Nama Peserta
|
Tanggal Lahir
|
Tempat Lahir
|
Jenis Kelamin
|
Alamat
|
Tamatan
|
Tanggal Masuk
|
Lama Pelatihan
|
Nama Golongan
|
Sektor
|
99
|
X (4)
X (4)
|
X (20)
X (20)
|
99-99-9999
99-99-9999
|
X (20)
X (20)
|
X
X
|
X (25)
X (25)
|
X (10)
X (10)
|
99-99-9999
99-99-9999
|
99
99
|
X (40)
X (40)
|
X (20)
X (20)
|
Padang, 99-99-9999
Seksi Pelatihan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Sumatera Barat
( X (25) )
Nip. 9 (9)
3.
Laporan Data Golongan Pelatihan
Tabel 4.3
DINAS TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI
PROPINSI SUMATERA BARAT
Laporan Data Golongan
Bulan : 99-9999
Golongan
Pelatihan : X (4)
Nama Golongan Pelatihan :
X (40)
No
|
Kode BLK
|
Nama BLK
|
Daerah
|
Sektor
|
Jumlah Peserta
|
99
|
X (4)
X (4)
|
X (20)
X (20)
|
99-99-9999
99-99-9999
|
X (20)
X (20)
|
99
99
|
Jumlah
|
9999
|
Padang, 99-99-9999
Seksi Pelatihan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Sumatera Barat
( X (25) )
Nip. 9 (9)
4.
Laporan Data Sektor
Tabel 4.4
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROPINSI SUMATERA BARAT
Laporan Data Sektor
Bulan : 99-9999
Sektor : X (20)
No
|
Kode BLK
|
Nama BLK
|
Daerah
|
Golongan
|
Jumlah Peserta
|
99
|
X (4)
X (4)
|
X (20)
X (20)
|
X (20)
X (20)
|
X (40)
X (40)
|
99
99
|
Jumlah
|
9999
|
Padang, 99-99-9999
Seksi Pelatihan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Sumatera Barat
( X (25) )
Nip. 9 (9)
5.
Laporan Data Per Pendidikan Per BLK
Tabel 4.5
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROPINSI SUMATERA BARAT
Laporan Jumlah Peserta Per
Pendidikan Per BLK
Kode
BLK : X (4)
Nama BLK : X (20)
Daerah : X (20)
No
|
Kode Pendidikan
|
Nama Pendidikan
|
Golongan
|
Jumlah Peserta
|
99
|
X (4)
X (4)
|
X (20)
X (20)
|
X (40)
X (40)
|
99
99
|
Jumlah
|
9999
|
Padang, 99-99-9999
Seksi Pelatihan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Sumatera Barat
( X (25) )
Nip. 9 (9)
6.
Laporan BLK Propinsi
Tabel 4.6
DINAS TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI
PROPINSI SUMATERA BARAT
Laporan Data BLK Propinsi
Sumatera Barat
Bulan : 99-9999
No
|
Kode BLK
|
Nama BLK
|
Daerah
|
Jumlah Peserta
|
99
|
X (4)
X (4)
|
X (20)
X (20)
|
99-99-9999
99-99-9999
|
99
99
|
Jumlah
|
9999
|
Padang, 99-99-9999
Seksi Pelatihan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Sumatera Barat
( X (25) )
Nip. 9 (9)
4.2.2.2 Disain Input
Tujuan dari disain input adalah menjamin pemasukan data
yang dapat diterima dan dimengerti oleh pemakai, agar tercapai kebenaran dan
keakuratan data yang tinggi sehingga pemasukan data dapat seobjectif mungkin.
Dalam pembuatan
disain input ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan dari output data, antara lain:
a.
Isi dari input hendaknya
benar-benar yang diperlukan
b.
Mudah dikoreksi bila terjadi
kesalahan
c.
Mudah dimengerti dan mudah
digunakan
d.
Kompetible dengan sistem yang
lain. Hal ini sangat perlu diperhatikan
dalam mendisain input, karena sewaktu-waktu diperlukan laporan yang
belum diprogramkan sehingga file dapat diakses atau digunakan secara langsung
e.
Biaya, dalam merancang input
faktor biaya merupakan hal yang menentukan,semakin ringkas dan fleksibel
inputnya semakin ringan biayanya.
Desain input dalam pembuatan laporan pengolahan peserta
BLK pada sistem baru adalah sebagai berikut:
1.
Layout Input Data BLK
Gambar 4.8
Disain Input Data BLK
2.
Layout Input Data Peserta
Gambar 4.9
Disain Input Data Peserta
3.
Layout Input Data Pelatihan
Gambar 4.10
Disain Input Data Pelatihan
4.2.2.3 Desain File
File digunakan sebagai tempat
untuk menyimpan data yang telah
diinputkan,sehingga data yang tersimpan dalam file tersebut akan terkumpul
menjadi suatu file yang akan memudahkan dalam pencarian dan pengambilan
informasi.
1.
File BLK
Tabel 4.6 Disain File BLK
Database : BLK_Prop.mdb
Tabel : BLK
Field Kunci : Kd_BLK
Organisasi : Index
No Field
|
Nama Field
|
Type
|
Lebar
|
Keterangan
|
1
|
Kd_BLK
|
Text
|
4
|
Kode Balai Latihan
Kerja
|
2
|
Nm_BLK
|
Text
|
20
|
Nama Balai Latihan
Kerja
|
3
|
Alm_BLK
|
Text
|
25
|
Alamat Balai
Latihan Kerja
|
4
|
Daerah
|
Text
|
20
|
Daerah Balai
Latihan Kerja
|
5
|
No_Telp
|
Text
|
12
|
Nomor Telepon Balai
Latihan Kerja
|
2.
Disain File Peserta
Tabel 4.7 Disain File Peserta
Database : BLK_Prop.mdb
Tabel : Peserta
Field Kunci : Kd_P
Organisasi : Index
No Field
|
Nama Field
|
Type
|
Lebar
|
Keterangan
|
1
|
Kd_P
|
Text
|
4
|
Kode Peserta
|
2
|
Nm_P
|
Text
|
20
|
Nama Peserta
|
3
|
Tgl_Lhr
|
Date
|
8
|
Tanggal Lahir
|
4
|
Tmp_Lahir
|
Text
|
20
|
Tempat Lahir
|
5
|
Jns_Kel
|
Text
|
1
|
Jenis Kelamin
|
6
|
Alamat
|
Text
|
25
|
Alamat Peserta
|
7
|
Kd_pend
|
Text
|
2
|
Pendidikan Terakhir
|
3.
Disain File Pelatihan
Tabel 4.7 Disain File Pelatihan
Database : BLK_Prop.mdb
Tabel : Pelatihan
Field Kunci : Gol+Kd_P+Kd_BLK
Organisasi : Index
No Field
|
Nama Field
|
Type
|
Lebar
|
Keterangan
|
1
|
Gol
|
Text
|
4
|
Golongan Pelatihan
|
2
|
Kd_P
|
Text
|
4
|
Kode Peserta
|
3
|
Kd_BLK
|
Text
|
4
|
Kode Balai Latihan
Kerja
|
4
|
Nm_Gol
|
Text
|
40
|
Nama Golongan
|
5
|
Tgl_Masuk
|
Date
|
8
|
Tanggal Masuk
|
6
|
Lama_P
|
Integer
|
2
|
Lama Pelatihan
|
7
|
Nm_Sektor
|
Text
|
20
|
Nama Sektor
|
4.2.2.4 Struktur Program
Struktur program berfungsi untuk memperlihatkan jenjang atau hirarki
dari program yang akan dikembangkan. Dengan demikian dapat dijabarkan urutan
kerja dari tiap program. Adapun bentuk struktur program dapat dilihat pada
gambar berikut ini :
Gambar 4.11 Struktur Program